Home » Puisi » Indonesia, Aku Cinta Padamu
Indonesia, Aku Cinta Padamu
mau jadi apa.. mau jadi apa, Indonesiaku yang ayu
akan seperti apa, Indonesiaku nan gagah layaknya Garuda
mau dibawa ke mana Indonesiaku mulai terkikis hilang tanahnya
bencana terjadi di manamana..
dari ujung Sabang sampai ujung Merauke
anak anak menangis
ibu ibu menjerit kehilangan bayi
tua renta tersedu sedan di tinggal istri dan suami
air melibas begitu banyak nyawa
tanah gemeretak menghamburkan begitu banyak duka
menggulung mereka dalam amuk sangkala
hidung gunung meleleh lelah
terbatuk menularkan virus sendu luluh
teriak berteriak sebelum ajal menghajar
menangis sesunguk menyesal setelah semuanya usai
sementara bapakbapak besar dan ibu nan bijaksana itu kemana ??
saling menyalahkan meninggalkan luka tanpa kata
duduk ongkang kaki di belakang meja tidak peduli
menghitung pundi pundi hasil jerih payah korban tsunami
mencari muka tampang model sana sini sebentar senyum di televisi
pura pura lirih !
tak selamanya langit kan bergelayut mendung
tak selamanya hutan di gunung ditebasi tiada pelindung
tenanglah ibu..
kan ku jahit pelan pelan robekan di kebayamu dengan lagu
kan ku seka air di matamu dengan sapu tanganku
pelanpelan.. dan pelan..
kusulam itu satu demi satu
penuh khusyuk aku panjatkan Do'a selalu
untukmu ibu pertiwiku..
Nganjuk, Oktober 2011
akan seperti apa, Indonesiaku nan gagah layaknya Garuda
mau dibawa ke mana Indonesiaku mulai terkikis hilang tanahnya
bencana terjadi di manamana..
dari ujung Sabang sampai ujung Merauke
anak anak menangis
ibu ibu menjerit kehilangan bayi
tua renta tersedu sedan di tinggal istri dan suami
air melibas begitu banyak nyawa
tanah gemeretak menghamburkan begitu banyak duka
menggulung mereka dalam amuk sangkala
hidung gunung meleleh lelah
terbatuk menularkan virus sendu luluh
teriak berteriak sebelum ajal menghajar
menangis sesunguk menyesal setelah semuanya usai
sementara bapakbapak besar dan ibu nan bijaksana itu kemana ??
saling menyalahkan meninggalkan luka tanpa kata
duduk ongkang kaki di belakang meja tidak peduli
menghitung pundi pundi hasil jerih payah korban tsunami
mencari muka tampang model sana sini sebentar senyum di televisi
pura pura lirih !
tak selamanya langit kan bergelayut mendung
tak selamanya hutan di gunung ditebasi tiada pelindung
tenanglah ibu..
kan ku jahit pelan pelan robekan di kebayamu dengan lagu
kan ku seka air di matamu dengan sapu tanganku
pelanpelan.. dan pelan..
kusulam itu satu demi satu
penuh khusyuk aku panjatkan Do'a selalu
untukmu ibu pertiwiku..
Nganjuk, Oktober 2011